Calistung Kls 2 SD – Anak Pintar Baca Tulis Hitung Calistung di Jln. Garuda Raya, Jakasampurna, Bekasi – Pada hakekatnya pendidikan anak umur dini (4 sampai 6 tahun) adalah pendidikan yang diadakan dengan tujuan buat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan semua aspek kepribadian anak. Mencuplik dari penjelas Kemendiknas, lembaga-lembaga pendidikan anak umur dini atau yang paling diketahui dengan singkatan PAUD yaitu pendidikan formal. Lembaga-lembaga ini memberikan peluang pada anak buat mengembambangkan kepribadian dan potensi dengan cara optimal.
Pada dasarnya menggunakan ketrampilan dasar menulis, membaca dan berhitung atau paling diketahui dengan arti calistung di tiap-tiap bagian kehidupannya. Kemampuan menulis dan membaca atau kemampuan keaksaraan mencakup kemampuan buat memakai dan mengerti bahasa lisan, tulisan, cetak dan media digital waktu seorang anak melakukan kerjaan kehidupannya. Sementara kemampuan berhitung yaitu kemampuan memakai kognitif yang jadi dasar pengembangan vidual, pengembangan auditori, pengembangan kinestik, pengembangan taktik, pengembangan geometri, pengembangan aritmatika, pengembangan sains permulaan.
Tetapi faktaya, banyak kejadian yang berlangsung pada dunia pendidikan kini yaitu pemberian kegiatan belajar penambahan atau ekstra calistung pada anak TK tepatnya umur 4 sampai 6 tahun. Hal ini tidak cuma berlangsung di kehidupan kota tetapi juga berlangsung di kehidupan pedesaan. Belajar ekstra ialah kegiatan pembelajaran penambahan di luar jam yang telah di tetapkan oleh suatu lembaga (sekolah).
Berdasar pengertian itu dan bila dikaitkan dengan pengertian pendidikan nonformal, maka belajar tambahan ialah bagian dari pendidikan non formal dikarnakan kegiatan pembelajaran itu dijalankan di luar sistem per sekolahan yang bermakna di luar jam sekolah. Kegiatan belajar ekstra calistung ini dikerjakan oleh perseorangan atau individu dan lembaga kegiatan belajar ekstra atau LBB (Lembaga Bimbingan Belajar).
Kegiatan belajar tambahan calistung ini dilakukan dalam rangka menjawab keperluan tertentu anak atau peserta didik. Merujuk pada data yang sudah didapatkan pada studi pendahuluan, di dapati bahwasannya kegiatan belajar ekstra calistung untuk anak umur TK (4 sampai 6 tahun) sudah jadi sebuah keperluan serta di aggap jadi trend di Warga.
Berikut ialah sebagian alasan para orangtua mengikutsertakan anak pada kegiatan belajar calistung dikarnakan :
Anak tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan keluarga, lingkungan tempat anak buat bermain, lingkungan sekolah dimana anak melakukan hubungan dengan guru, rekan dan tenaga yang lain, dan lingkungan warga. Dari lingkungan-lingkungan itu, beberapa dari rekan-rekan bermainnya mereka banyak yang mengikuti kegiatan belajar ekstra calistung.
Banyak satu diantara banyak orangtua yang bangga mengikutkan anaknya buat kursus ekstra calistung, maka tidaklah mengherankan menjadikan para orangtua yang lain kuatir dan cemas apabila kemampuan anaknya tertinggal atau turun dari teman-temannya.
Maka dari itu, orangtua pun turut serta mengikutkan anaknya buat mengikuti kerjaan kursus ekstra calistung biar anak dapat lebih dalam bersosialisasi, atau lain-lain.
Salah satunya ciri-ciri seorang anak ialah rasa mau tahu yang besar. Kemauan itu tumbuh dalam diri anak dengan cara natural, jadi wajar bila seorang anak akan berupaya semaksimal untuk meraih sebuah tujuan baik itu dalam hal menulis, membaca ataupun berhitung.
Tahap seorang anak umur TK (4 sampai 6 tahun) pada tahapan kemampuan membaca pada point “e” yaitu tahap seorang anak membaca lancar (independent reader stage). Anak bisa membaca beragam tipe buku dengan cara bebas orang yang ada di sekelilingnya baik itu guru ataupun orangtua masih mesti membacakan buku untuk anak. Tindakan itu ditujukan biar bisa memotivasi anak utnuk melakukan perbaikan yang sesuai dengan umurnya. Hal ini menggerakkan banyak orangtua yang membuat alasan ini untuk mengikutkan anak untuk belajar ekstra, anak akan berasa jauh lebih tahu dikala mereka ikut kegiatan itu.
Makin canggihhnya tehnologi untuk mengakses suatu info dengan begitu pesat dan gampang, menuntut para orangtua berperan aktif menikmati seta cepat dan gampang, menuntut para orangtua berperan aktif nikmati sera mengenalkan pada anak-anaknya. Maka hal ini tidak asing lagi apabila anak pun terkena dampaknya ikut mengkonumsi tanyangan-tanyangan yang diberikan baik dalam bentuk info, permainan, pembelajaran, game atau lain-lain.
Beberapa orangtua menganggap jika kemampuan calistung pada anak umur dini utamanya umur 4 sampai 6 tahun ialah prestasi yang luar biasa dan pantas di kejar. Orangtua akan bangga bila anaknya lebih mencolok atau berprestasi dibandingkan teman-temannya dikala ada dikelas. Oleh karena itu kesibukan belajar ekstra calistung di anggap menjadi diantara point penting dan para orangtua pun berasumsi jika kemampuan menulis, membaca dan berhitung pada anak umur dini ialah sebuah prestasi yang pantas buat di kejar untuk diperoleh. Dari keterangan itu dapat di ambil kesimpulan bahwasannya rasa bangga pada prestasi yang sudah diraih anak yaitu sebuah aspirasi tertentu untuk tiap-tiap orangtua.
Anak anda jadi lebih pintar dari beragam bidang dengan les calistung, tentu saja bidang yang lebih menonjol ialah bidang akademik. Akan tetapi siapa kira bahwa kemampuan dalam berhitung ataupun membaca menulis akan turut memengaruhi bermacam kemampuan yang lain. Mengenai kemampuan yang disebut adalah kemampuan psikomotorik dan afektip.
Tentunya bukan cuma aspek kognitif yang perlu di tekankan. Bermacam sikap dan sifat anak yang lain masih banyak yang perlu selalu ditingkatkan, jadi dikala tumbuh besar kelak, dia dapat menjadi orang-orang yang unggul bukan cuma dari segi akademis, tetapi juga dari segi psikomotrotik dan juga afektip. Kemampuannya dalam menyikapi sebuah hal jadi begitu di perlukan.
Memperbedakan makna suatu harapan dalam bermacam arti dasar
Kegiatan belajar tambahan calistung ialah perwujudan kemauan orangtua untuk meraih kebanggaan pada prestasi anak, dan pengikut sertakan anak dalam kegiatan itu adalah bentuk keterlibatan diri buat sebuah upaya tertentu.
Kegiatan di SD sangatlah berbeda dengan kegiatan waktu TK, di SD muatan kegiatannya begitu banyak dan bervariasi. Hal tersebut menjadikan para orangtua takut dan cemas hingga orangtua berusaha biar anak mengikuti kegiatan kursus tambahan biar ketika di SD kelak anak telah siap dan mampu beradaptasi dengan pesat.
Bersamaan dengan keterangan diatas, bisa di simpulkan bahwasannya tindakan yang dikerjakan orangtua dalam mengikutkan anak umur 4 sampai 6 tahun dalam kegatan belajar ekstra calistung punya alasan-alasan tertentu.
Mulai sejak di berlakukannya KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), pemerintah melalui dinas-dinas pendidikan wilayah mulai mensosialisasikan larangan mengajari calistung pada umur pra-sekolah. Meskipun begitu, banyak instansi pendidikan prasekolah mengajarkannya. Jikapun sekolah tidak mengajari, banyak orangtua yang mengajarkannya sendiri atau di kursuskan.
Larangan pemerintah itu di dasari oleh sebagian anggapan :
1. Masa anak-anak ialah masa bermain. Pembelajaran calistung di kuatirkan akan mendistorsi tugas perkembangan anak yang kodratnya yaitu bermain.
2. Pembelajaran calistung di kuatirkan akan berefek pada tumbuh kembang anak, layaknya pelambatan perkembangan otak dan pertumbuhan fisik melambat. Hal inilah disangka disebabkan “penyalahgunaan” fungsi otak yang masih dalam taraf perkembangan.
3. Pembelajaran calistung di pandang mempunyai potensi mengakibatkan masalah mental kepada anak, disebabkan masa-masa yang baiknya di isi dengan bermain dipenuhinya dengan beban belajar seperti orang dewasa.
Teori psikologi perkembangan Jean Piaget selama ini sudah sebagai rujukan utama kurikulum di seluruh tingkat pendidikan dimulai dari taman kanak-kanak hingga jenjang yang lebih tinggi lagi. Kali ini artikel saya akan mengulas berkenaan konsep calistung (membaca, menulis dan berhitung). Awalnya apa sih calistung itu?
Membaca ialah mengucapkan huruf demi huruf yang di sambung dan membentuk sebuah kata. Menulis merupakan gerakan tangan yang membentuk suatu huruf atau angka. Maka membaca dan menulis seolah jadi 2 hal yang tidak dapat terpisahkan. Disebabkan membaca merupakan sebuah kegiatan untuk melatih bahasa lantaran memakai ucapan sedangkan menulis merupakan kerjaan buat melatih motorik halus lantaran memakai tangan.
Secara umum pembelajaran calistung di larang buat di ajarkan pada anak umur dini adalah umur di bawah 7 tahun. Tetapi entah mengapa seolah banyak orang menyalahgunakan presepsi ini dengan alasan sekolah dasar menuntut setiap anak yang akan memasuki jenjang itu mesti telah bisa membaca, menulis dan berhitung dan pada akhirnya hal inilah di bebankan pada pendidik pra sekolah atau TK.
Piaget beranggapan bahwa pada umur di bawah 7 tahun seorang anak belum meraih tahap perkembangan operasional konkret, tahapan ini ialah tahap di mana anak-anak telah dapat berpikir secara terstruktur.
Walau sebenarnya anak umur di bawah 7 tahun memang masih dalam tahap praoperaional, mereka masih belum dapat berpikir dengan cara nyata dan terstruktur. Membaca, menulis dan berhitung sendiri yaitu kegiatan yang secara nyata dan terstruktur, jadi jelas tidak cocok apabila calistung ini di ajarkan pada anak umur di bawah 7 tahun.
Topik pelajaran bukan problem yang akan menghambat seseorang mendapatkan ilmu. Syaratnya yaitu dengan mengubah cara belajar yang di sesuaikan dengan gaya belajar dan umur belajar, maka akan berasa menyenangkan dan membangkitkan rasa mau tahu yang tinggi yang pada akhirnya meningkatkan minat buat senantiasa belajar.
Belajar membaca, menulis dan berhitung ialah hal dasar yang biasa di ajarkan pada anak-anak, masalahnya cuma pada bagaimana seorang guru membangun atau membuat cara buat mempelajarinya maka anak-anak menganggap bahwa kegiatan itu menyenagkan yang tidak ubahnya layaknya permainan jadi tidak menjadikan anak bosan.
Tidak baiknya kita sama-sama mempersalahkan mana yang salah dan mana yang betul. Tugas kita jadi seorang pendidik ialah cari solusi bagaimana mengajarkan membaca, menulis dan berhitung pada anak umur dini dengan tidak membebankan pikirannya sama sekali.
Ciptakan metode walaupun sederhana akan tetapi berkesan dan terus di ingat oleh anak-anak, misalkan kita dapat memasang poster-poster di dinding ruangan kelas dengan beragam huruf-huruf dengan warna yang menarik dan mencolok jadi akan menarik perhatian dan rasa mau tahu anak untuk tahu apa sih itu yang di tempel bu guru di dinding?
Secara tidak langsung setiap hari anak akan melihat, mengingat dan mulai membacanya. Setiap 1 atau 2 minggu sekali guru dapat menggantinya dengan gambar-gambar yang memakai kata-kata yang baru, maka sesudah 1 tahun anak telah punya gambaran berkaitan beberapa kata dan huruf.
Lewat kegiatan sederhana yang selalu menerus diulang-ulang setiap hari, makin lama anak-anak akan mengalami kemanjuan yang sangatlah cepat. Tanpa kita sadari anak-anak akan bisa membaca dan menulis dengan sendirinya tanpa membebani pikiran mereka. Cari solusi bagaimana cara mengajarkan calistung pada anak lebih baik dibanding kita menyalahkan pelajaran calistungnya.
Bukan pelajaran yang mesti di persoalkan, akan tetapi bagaiaman cara kita menyajikannya.
Mengajar menulis lebih sulit kerena memerlukan begitu banyak kemampuan yang mesti di kuasai oleh anak, diantaranya koordinasi mata, tangan, bagaimana cara anak memegang pinsil, memperkirakan bentuk tulisan dan lain sebagainya. Akan tetapi jangan putus asa, ini ada kiat praktis, tidak dapat langsung di ajar menulis abjad, berikan latihan mewarnai, mencontoh bentuk sederhana misalkan : garis lurus atau miring, silang, kotak, segi empat, bulat dan {lain-lain|lain sebagainya, titik-titik rapat, jarang-jarang sampai anak dapat mengikuti bentuk itu tanpa bantuaan, anak di suruh meniru dalam kotak-kotak besar, semakin kecil sampai ke garis di buku tulis.
Cara mengajarkan menulis abjad pun tahapannya sama, janganlah lupa lihat cara memegang pensil mesti benar, berikan pensil yang lunak dulu 2B/3B/4B, seandainya ada pensilnya bentuk segitiga. Ibu bila telah di tahap begitu tidak bisa mungkin perlu terapi sensory integrasi.
Sebagian kemampuan motorik halus di sekitar tangan atau jari jemari yang terkait dengan kemampuan anak memegang dan menggerakkan pensil pada waktu menulis. Kemampuan itu bisa di latih atau di tingkatkan dengan misalkan bermain meronce, memasukkan benda kecil (kacang, kerang layaknya yang buat main congklak) ke dalam botol, bermain dengan jepitan (layaknya jepitan untuk jemur baju), menggunting, melipat, menempel, mewarnai, menggambar bebas dan sebagainya (banyak rekan yang pasti dapat menambahkan).
Di inginkan dengan latihan dan seiring juga dengan factor kematangan, maka kemampuan motorik halus akan bisa lebih baik dan kemampuan anak dalam menulis pun akan lebih baik. Tidak hanya buat menulis, kemampuan motorik halus itu sesungguhnya di perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal menulisnya, kemungkinan bisa di coba dengan buku-buku belajar atau latihan menulis layaknya yang banyak dipasarkan di toko buku (bisa juga bikin sendiri). Bisa sering lihat-lihat di bagian buku anak pra-sekolah, dan kelak dapat mempunyai banyak ide deh. Pilih saja yang gampang dulu dan yang menarik untuk anak.
Yang juga penting adalah, mestinya semua aktivitas tersebut di atas yang di lakuan anak dirumah diupayakan sedapat mungkin dalam suasana yang menyenangkan, dengan bermain sembari belajar dan dengan variasi cara bermain yang tarik buat anak. Penting juga buat senantiasa menerima, menghargai dan memberikan dorongan dan pujian pada apa saja kemampuan positif yang sudah bisa di lakuan anak, kendati hasil kemampuan itu nampaknya masih jauh dari sempurna.
Dikarnakan dengan kita menghargai apa yang sudah bisa di lakukan anak, ia bisa makin semangat dan optimis, hingga makin sering dia melakukan lagi hal sama dan maka makin bertambah banyak berpeluang berlatih, akibatnnya kemampuannya dalam hal tersebut akan makin meningkat.
Dari pengalaman kita semua juga bisa belajar jika ternyata dalam hal tertentu kemajuan yang di capai anak bisa lebih pesat ketimbang yang kita duga awalnya, sementara dalam segi tertentu yang lain, kemajuannya kemungkinan lebih lambat ketimbang yang diinginkan. Ini ialah hal yang wajar dan kita hadapi saja dengan senyum.
Buat memperkuat otot-otot jari (finger strengthenning) bisa juga pakai pinset, yang difungsikan buat menjepit kacang-kacangan dari 1 wadah ke wadah yang lain, tidak cuma jepitan pakaian, bisa juga pakai pencapit rambut yang kecil-kecil.
Untuk bisa menulis (dari sudut pandang kemampuan motorik) sangatlah dominan memakai koordinasi gerakan yang halus (motorik halus) layaknya gerakan pergelangan, dan jari-jari, tapi juga menyertakan gerakan yang kasar (motorik kasar) layaknya bahu dan termasuk lengannya itu.
Ada titik di mana sendi didalam posisi stabil dan statis pada saat duduk dan ada yang mobile (pergelangan dan jari jemari). Pada prinsip perkembangan anak kami mengenal istilah cepalo-caudal, proximal-distal dan gross to fine. Di kalimat terakhir ini ketika kemampuan motorik kasar sudah cukup matang maka untuk melatih motorik halus akan lebih efektif.
Mungkin saran saya coba perbanyak aktivitas yang melibatkan kerja otot-otot punggung, bahu dan lengan. Berjalan dengan tangan, tarik-tambang, mengangkat ember air dan aktivitas yang lain untuk memperkuat sumbu utamanya. Atau ketika ibu mengajarkan menulis ibu menstabilkan bahu dan lengannya. Belajar menulis dengan posisi tengkurap di mana siku lengan menyangga pada lantai atau karpet.
Belajar calistung yang menyenangkan bagi anak TK PAUD umur balita
Buat mendukung belajar dan tumbuh kembang anak umur dini, para guru dan orangtua sebaiknya tahu cara yang tepat buat mengajarkan membaca, menulis, dan menghitung. Berikut ini yaitu sebagian cara mengajar calistung yang menyenangkan buat TK.
Adakan pengenalan calistung melalui permainan edukatif
Sampaikan calistung (membaca, menulis dan berhitung) pada anak TK dengan pemainan, permainan adalah cara yang tepat untuk anak TK untuk bisa belajar membaca, menulis, dan berhitung sebab anak-anak akan lebih gampang menerima hal yang baru dengan cara yang menarik. Permainan anak TK yang dapat diperlukan buat meringankan tumbuh kembang ialah Puzzle. Untuk membantu anak belajar membaca, para guru dan orangtua dapat mengajak anak buat bermain puzzle dengan tema abjad dan angka.
Isilah kegiatan belajar membaca anak dengan lagu anak
Buat mengenalkan abjad pada anak umur dini layaknya anak TK, kita dapat memakai lagu, misalkan lagu ABCD. Lagu anak TK yang satu ini cukup populer di kalangan anak-anak. Dengan menyanyikan lagu ini anak-anak akan belajar mengenali abjad dengan cara menyenangkan. Hal tersebut juga dapat menjadi langkah awal anak untuk belajar membaca.
Ajaklah anak buat mengikuti pola garis putus-putus
Sesudah anak mengenal abjad dan angka, ajak mereka untuk belajar menulis. Tahap pertama dalam belajar menulis merupakan menirukan pola putus-putus. Cara ini lumayan gampang dan pesat dalam mengajarkan anak menulis. Ajaklah anak buat mengikuti pola garis putus-putus yang membentuk sebuah angka atau huruf dengan mengikuti pola garis putus-putus itu, anak akan belajar perihal keseimbangan dan gerakan tangan dikala menulis.
Sediakan gambar abjad dan angka serta pasanglah di tempat bermain anak
Situasi yang aman mempercepat proses belajar anak. Ciptakanlah situasi rumah yang kondusif dengan menempelkan gambar abjad dan angka di kamar tidur atau ruang bermainnya. Apabila seorang anak sering lihat angka dan huruf, makin lama ia akan makin familier dengan bentuk huruf dan angka.
Pahami karakter dan suasana hati anak
Dalam mengajak anak belajar calistung (membaca, menulis, dan menghitung) guru dan orangtua mesti tahu karakter masing-masing anak dan situasi hati seorang anak. Jangan paksakan anak TK untuk belajar calistung (membaca, menulis, dan menghitung) dikala ia telah berasa lelah atau ngantuk.
Perhatikan durasi dalam mengajari calistung
Anak TK tidak dapat memusatkan perhatiannya terlalu lama pada satu hal. Apabila kita mengajak anak buat belajar calistung (membaca, menulis, dan berhitung) perhatikanlah durasi belajarnya. Anak TK cuma dapat memusatkan perhatiannya pada satu hal cuma selama 15 sampai 20 menit saja.
Itulah sebagian panduan belajar calistung yang menyenangkan untuk anak TK PAUD dan anak Umur Balita. Nah, berikutnya adakah dampak negatif calistung pada anak umur dini? Jawabannya ialah tidak. Sebab dengan calistung, otak anak akan terstimulus buat berpikir dan berkembang. Cuma saja, menjadi orangtua ataupun guru, kita jangan memberikan materi calistung anak umur dini dengan porsi yang begitu berat atau begitu intensif. Berikan seperlunya saja dan waktu anak mulai lelah, bosan, dan tidak fokus kita sudahi pembelajaran calistung buat anak umur dini ini.
Cara Mengajar Calistung SD dan Metode Mengajar Calistung pada Anak
Calistung SD berbeda dengan calistung TK calistung PAUD yang mesti memanfaatkan metode yang berbeda dalam penyampaiannya. Anak SD tentunya lebih bisa memahami calistung ketimbang dengan anak TK disebabkan sebetulnya ketika TK telah mulai di ajarkan calistung (membaca, menulis, menghitung). Pembelajaran kelas 1,2,3 SD berbeda dengan belajarnya anak kelas 4,5,6 SD. Untuk kelas 4,5,6 SD anak telah bisa belajar secara langsung dalam calistung tanpa mesti memakai metode khusus. Tetapi buat kelas 1,2,3 mesti memakai metode khusus biar anak bisa belajar dengan optimal. Berikut yaitu metode yang bisa dipakai buat belajar calistung siswa SD kelas 1,2,3.
Metode abjad
Mula-mula guru mengenalkan huruf (abjad). Guru atau orang tua memberikan contoh cara membaca huruf-huruf itu dan murid menirukannya. Awalnya buat secara bersamaan semua murid di kelas buat menirukan, selanjutnya mulai setengah, seperempat, rekan semeja dan akhirnya ke perorangan buat menirukan. Berikutnya kegiatan bisa di lakukan dengan membentuk kata. Pilih sebagian konsonan dan vokal yang bila di satukan bisa menjadi kata yang bermakna. Tanyakan bagaimana cara membaca huruf itu.
Metode kupas- rangkai suku kata
Metode ini di mulai dengan pengenalan kata terlebih dulu, selanjutnya kata itu pisah dalam sebagian suku yang menyusunnya, hingga murid itu tahu bahwa kata itu berasal dari gabungan sebagian huruf abjad yang berbeda. Kegiatan berikutnya merupakan membaca kata itu.
Metode calistung global
Metode ini di mulai dengan memperkenalkan kalimat utuh pada murid. Kalimat di pilihkan yang sederhana dan pendek-pendek dulu biar murid tidak mengalami kesulitan.
Metode SAS- Struktural Analisa Sintesa
Metode ini diawali dengan memanfaatkan kartu kalimat, awalnya guru atau orang tua menunjukkan gambar pada murid maka murid bisa menyebutkan gambar itu. Berikutnya menempelkan gambar pada papan tulis dan murid di ajak buat menganalisi gambar itu jadi kata, kata jadi suku kata, dan suku kata jadi huruf.
Tips-tips itu ialah panduan belajar calistung, cara mengajar calistung yang menyenangkan untuk anak kita. Belajar calistung untuk anak TK berbeda dengan anak SD dikarnakan sesungguhnya masing-masing jenjang mempunyai prosesnya sendiri. Dengan adanya metode calistung yang tepat akan memudahkan guru dan orangtua dalam menyampaikan calistung dan anakpun akan gampang menerimanya.
Bermacam Kelebihan Metode Calistung
Calistung atau baca tulis hitung ialah salah satunya kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh anak umur sekolah dasar ataupun Taman Kanak-kanak. Sesuai namanya, calistung ini terdiri dari baca, tulis dan hitung. Ketiga kompetensi dasar ini umumnya akan di ajarkan saat seorang anak masuk jenjang pendidikan pertama layaknya TK maupun Playgroup.
Metode ini ternyata dipercaya punya sebagian kelebihan. Kelebihan metode calistung ini bisa kita jadikan menjadi bahan pertimbangan saat sebelum mulai menerapkannya. Metode calistung sendiri termasuk ke dalam salah satu metode belajar yang di rasa lumayan baik terlebih dalam pendidikan khusus keaksaraan.
Metode calistung ini sendiri mesti penuhi sebagian syarat, antara lain merupakan bisa membangkitkan motivasi belajar, relevan dengan kehidupan dan lingkungan belajar dan juga fungsional atau bisa langsung berguna terutama dalam kehidupan sehari. Ada banyak variasi dari metode yang diperlukan tutor didalam mengajarkan calistung ini bergantung dari kemampuan dasar murid.
Oleh sebab itu berbagai metode yang berbeda dapat di coba supaya sesuai dengan kondisi, situasi dan minat murid dalam memilih metode yang paling cocok, atau yang di rasa oleh tutor menjadi metode terbaik. Kelebihan metode calistung akan berbeda-beda di setiap metode yang dipakai.
Proses pembelajaran dengan cara calistung ini tidak cuma sekedar menghafalkan, tetapi juga mengajarkan murid biar mengenali bentuk dan lafal kata. Dengan ini, murid bukan sekedar belajar berkaitan kata-kata tetapi juga membaca dan berpikir perihal kehidupan yang di alaminya. Proses belajar keaksaraan tidak cuma sekedar pemindahan info saja. Inilah yang mengakibatkan kelebihan metode calistung sebagai begitu beragam.
Kelebihan dari metode ini antara lain yaitu di dasarkan pada topik-topik yang bermakna di kehidupan sehari-hari. Membaca, menulis dan berhitung telah pasti begitu diperlukan dalam kehidupan maka akan begitu membantu buat ke depannya. Disamping itu, murid pun bisa memberikan masukan pada proses dan materi belajar supaya kemampuannya makin terasah dan berkembang.
Kelebihan lain dari metode calistung ialah memungkinkan untuk diselenggarakan variasi kegiatan, maka pembelajaran ini tidak cuma sekedar membaca maupun menulis. Murid bahkan juga dapat belajar secara outdoor atau di luar ruangan bila memungkinkan biar dapat makin menyerap pelajaran yang di berikan. Variasi kegiatan yang lain yaitu dengan bernyanyi atau melakukan hal-hal lain yang dapat membuat pembelajaran membaca, menulis dan berhitung jadi lebih gampang untuk di terima.
Satu diantara lembaga yang cocok untuk di pilih jadi tempat pendidikan calistung merupakan Best Private. Lembaga ini di dirikan pada 2009 oleh sebagian alumni dari Universitas Indonesia. Best Private menerapkan sistem di mana guru yang akan mendatangi murid, bukan sebaliknya, jadi akan memudahkan murid. Demikian itulah sebagian kelebihan metode calistung dan pilihan lembaga belajar calistung terbaik.
Berdasar penilaian pada siswa yang telah menguasai calistung sejak mulai dini dan di temukan realita bahwa siswa yang menguasai calistung sejak mulai dini paling siap dalam tempuh jenjang pendidikan selanjutnya ketimbang yang belum menguasai calistung. Persiapan itu terlihat pada sebagian sikap dan perilaku berikut, dimana anak yang menguasai calistung sejak mulai dini di antaranya :
1. Kepribadian Lebih Konstruktif
Kemampuan calistung dengan cara signifikan perlihatkan perkembangan tingkat kedewasaan dan kemampuan anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Makin tinggi kedewasaan anak, maka akan makin gampang juga anak menguasai calistung, dan sebaliknya. Kedewasaan itu memungkinkan anak untuk bergaul secara baik dengan sejawatnya, hindari konflik, dan menghormati orang lain dan menyayangi yang lebih muda.
Anak-anak yang menguasai calistung pada umumnya paling gampang di asuh oleh orang tuanya sendiri ataupun di sekolah. Kondisi sebaliknya di alami oleh banyak anak yang belum menguasai calistung, dimana anak-anak layaknya ini biasanya masih lekat dengan sikap kekanakan yang begitu ketergantungan kepada orangtua dalam bermacam hal.
2. Lebih Mandiri dan Percaya Diri
Anak-anak yang menguasai calistung telah dapat melakukan tugas-tugas kesehariannya sendiri, layaknya mandi, makan, tidur, sampai belajar. Mereka paham tugas-tugasnya menjadi anak sekolah dan tugas-tugas kesehariannya. Serta sejak mulai awal masuk sekolah, mereka dengan gampang lepas oleh orang tuanya tanpa mesti di tungguin. Beberapa besar anak serta telah mulai dapat menyiapkan keperluan sekolahnya sendiri, yang berkenaan dengan peralatan sekolahnya.
3. Senang Bersekolah
Anak yang telah menguasai calistung sejak mulai dini berasa betah di sekolah dibandingkan anak-anak yang belum menguasai calistung. Kemampuan calistung ini menjadikan anak paling siap hadapi kegiatan sekolah. Mereka menyambut hari-hari di sekolah tanpa ada beban, serta melihat menjadi saat-saat yang membahagiakan. Kemampuan calistung ini menjadikan anak melihat sekolah dan belajar menjadi bagian penting dalam kehidupannya.
Situasi berbeda di alami oleh anak-anak yang belum menguasai calistung. Ketidak mampuan calistung menjadikan anak-anak yang berkarakter introvert, tertutup, penakut atau pemalu kurang menyenangi lingkungan sekolah. Mereka berasa paling nyaman di dalam rumah dan condong menarik diri dari lingkungan di sekolah. Sebaliknya, ketidakmampuan calistung pada anak-anak yang berkarakter kuat, dalam makna pemberani (Bahasa Jawa: Branjangkawat), aktif dan gampang bergaul, pada umumnya di ikuti dengan sikap dan perilaku yang kurang menunjang proses pembelajaran, layaknya merusak, mengganggu, ngambek sampai berkelahi.
4. Gampang Mengikuti Pembelajaran
Anak yang telah menguasai calistung sejak mulai dini punya fokus perhatian yang baik dan punya motiv berprestasi tinggi. Itu penyebabnya mereka paling gampang mengetahui instruksi baik melalui keterangan ataupun belajar dengan cara mandiri. Kemampuan menulis dan membaca menjadikan mereka bisa belajar dengan cara mandiri tanpa begitu banyak instruksi dari orang lain.
Anak yang telat menguasai calistung pada umumnya sekaligus juga jadi tanda hambatan belajar. Anak-anak layaknya ini umumnya mengalami hambatan belajar layaknya gangguan fokus, gangguan emosi, hiperaktif, dan lain-lain. Tidak hanya hambatan tahu konsep, mereka biasanya kurang mempunyai motif berprestasi.
5. Konsep Diri Kuat
Kekayaan dan kepekaan pada info menjadikan anak yang menguasai calistung sejak mulai dini punya konsep diri yang paling kuat. Mereka punya kesadaran diri (self awareness) tentang siapa dirinya dan lingkungannya, dan relatif paling mampu memperbedakan baik-buruk, aman-berbahaya, pantas-tidak pantas, dan boleh-dilarang.
Watak anak yang telat menguasai calistung condong kurang konstruktif. Mereka relatif susah memperbedakan yang baik-tidak baik, serta bahaya dan tidak bahaya. Mereka biasanya condong egois layaknya umumnya anak-anak dan susah terima keterangan orang dewasa. Waktu mereka merengek minta suatu hal susah buat di redam hingga kerap menyusahkan orangtua.
6. Minat Pada Multi Kegiatan
Penguasaan calistung ini tidak kurangi kesukaan anak untuk mengikuti beragam kerjaan. Anak yang menguasai calistung punya ketertarikan pada bidang yang paling luas, baik yang non akademik ataupun akademik. Tingginya motif berprestasi menjadikan mereka menyenangi kegiatan-kegiatan yang berorientasi prestasi.
Anak yang telat menguasai baca tulis pun mempunyai kesukaan yang sama, akan tetapi ketertarikan mereka paling banyak pada kesibukan yang berorientasi permainan. Ketertarikan berprestasi mereka tertuju pada permainan kompetitif dan gampang bosan jika mengikuti aktivitas yang berorientasi seni atau memerlukan latihan rutin.
7. Curiosity Terarah
Anak yang menguasai calistung sejak mulai dini mempunyai keingintahuan yang tinggi. Mereka berupaya mempelajari bermacam hal yang mereka temui, layaknya nama atau petunjuk jalan, merek kendaraan, papan iklan dan lain-lain. Mereka senang mempelajari bermacam petunjuk, layaknya dosis obat, cara merangkai atau cara kerja suatu alat, dan cenderung banyak yang bertanya waktu mendapati hal baru.
Kecenderungan ini menjadikan anak belajar banyak hal dengan cara konstruktif. Keingintahuan relatif tidak mengarah pada usaha mencoba-coba suatu hal yang membahayakan dirinya, orang lain atau yang bisa merusak obyek yang di hadapi.
Perhatian anak yang telat menguasai calistung pada umumnya paling terlalu fokus pada dirinya. Itu penyebabnya mereka lebih memilih fokus pada permainan yang berada di hadapannya. Mereka paling asyik dengan dirinya, permainan dengan tangan atau alat mainan yang berada di tangannya.
Anak yang telat menguasai calistung ini sesungguhnya juga mempunyai keingintahuan yang tinggi. Cuma saja, keingintahuan itu kurang konstruktif dan kurang terarah. Mereka memerlukan pengawasan penuh karena waktu tertarik pada suatu hal kurang paham petunjuk dan bermacam larangan yang berada di depan matanya.
8. Kemampuan Bertransaksi
Kemampuan calistung menjadikan anak lebih matang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Mereka paham nilai uang, kembalian, harga barang, jadi dapat bertransaksi sendiri dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil. Pemahaman atas nilai barang dan uang menjadikan mereka relatif gampang mengetahui keberatan orangtua waktu inginkan beberapa barang yang berharga begitu mahal buat orang tuanya.
Sebagaimana warga buta aksara, anak yang belum menguasai calistung sesungguhnya juga memahami nilai uang, tapi relatif kurang mengerti nilai barang dan uang kembalian. Mereka cuma bisa melakukan transaksi sederhana, contohnya beli jajanan dengan harga pas dengan uang pecahan kecil.
Dampak-dampak yang dicemaskan berlangsung pada anak yang menguasai calistung sejak mulai dini sejauh ini tidak terjadi. Tumbuh kembang yang menguasai calistung anak dengan cara fisik tidak berbeda dari anak yang belum menguasai calistung. Calistung ini justru berakibat positif bagi perubahan mental anak hingga mempermudah mereka untuk belajar ataupun untuk di asuh oleh orangtuanya.
Di masa sekarang ini kemampuan menulis dan membaca begitu digunakan untuk menunjang kegiatan anak dibidang akademik. Kita mesti dapat memutar otak biar anak dapat menulis dan membaca tanpa mesti menjadikan anak berasa tertekan dan stres, ada sebaiknya kita mulai memperkenalkan hal ini saat sebelum anak masuk sekolah, biarkan anak siap secara mental hadapi pelajaran.
Oleh karena itu, sangatlah penting jika kita mulai menanamkan minat tulis dan baca pada saat ini juga dengan cara yang membahagiakan. Tidak hanya buat menunjang kegiatan akademik, menulis dan membaca pun punya banyak kegunaan, yaitu di antaranya :
1. Membaca bisa meningkatkan otak anak jadi dapat mengetahui sesuatu dengan cepat selama 6 tahun pertama, umumnya dibilang masa golden age. Waktu anak di ajarkan membaca, koneksi yang ada pada sel otak akan jadi kuat dan bisa menciptakan koneksi-koneksi baru hingga proses belajar mempunyai pengaruh yang sangatlah besar pada keseluruhan fungsi dan perkembangan otak.
2. Membaca yaitu kunci kesuksesan akademik waktu sang kecil belajar membaca di usia yang sangatlah muda maka dia akan mempunyai pengetahuan umum yang paling banyak, perbanyak kosakata, meningkatkan kemampuan menulis dan melakukan komunikasi verbal.
3. Menulis dengan tangan dapat membentuk koneksi didalam otak anak, disamping itu di zaman serba tehnologi ini banyak orang tidak lagi menulis dengan tangan, akan tetapi di ketik memakai computer. Maka dengan begitu, menulis bisa melatih motorik halus anak hingga otot anak terus terlatih dalam melakukan kegiatan yang lain.
4. Anak yang belajar menulis sejak mulai dini akan mengenal huruf paling pesat dan mempermudah belajar mengeja dan membaca. Hasil penelitian mengatakan bahwa dengan menulis anak akan paling gampang menggeneralisasikan ide-ide dikala mengarang.
5. Semua hal yang dicatat oleh anak akan tersimpan secara baik di memory anak dibanding dengan mengetiknya disebabkan pada saat menulis pengolahan diri yang aktif bisa membuat pemahaman jauh lebih dalam dibanding mengetik.
Itulah sedikit bahasan terkait Les Calistung, mudah-mudahan bisa meningkatkan wawasan kita terkait Calistung. Jika anda sedang mencari tempat les Calistung yang Profesional, Terpercaya dan Berpengalaman. Jangan ragu untuk segera menghubungi kami via Whatsapp di 0812 9449 6174
Atau Klik Banner Dibawah